Wednesday, September 7, 2016

MENDAMBAMU


Bagiku kau indah
Derngan mata yang selalu berbinar
Dengan senyum yang selalu mengembang
Parasmu yang mengundang, setiap Pria untuk memandang

    Inginku mencoba memandang
    Namun tak daya agama yang melarang
    Sebelum ijab berkumandang
    Dihadapan sang wali yang menyaksikan

    Ta'aruf menjadi jalan
    Untuk mendapat hatimu
    Yang lama terpendam
    Dalam hati yang paling dalam
    Ada Niat untuk meminang

        Semoga kau memahami
        Niat baik seorang lelaki
        Untuk menjadikan engkau istri
        Demi mendapatkan Bidadari

   Jangan takut memulai
   Karena Allah yang akan mendampingi
   Tak ada niat baik yang akan menyakiti
   Jika kita mantap untuk berjalan kembali
   Menuju ridha Illahi
   
By : Riqzahmed/El_Riqza

Monday, August 29, 2016

KETIKA ASAP TAK LAGI MAMPU MEMBUNUH MANUSIA

Ketika asap terhisap
Akan ada akibat yang terjerat
Dalam diri manusia yang terpana
Akan gagahnya sang ahli hisap

       Adakah kita merasa
       Dampak yang akan diterima
       Dari setiap hisapan yang tersisa

Mulai dari isu kesehatan
Sampai Harga yang akan dinaikkan
Semua demi menyadarkan diri dari ancaman

      Namun sayang
      Jika upaya dilakukan
      Ada maksud tersembunyi
      Untuk menguasai
      Dan membunuh bangsa ini

Adakah kami mencoba menerka
Ada kepentingan kelompok untuk mencoba
Membunuh pelan melalui propaganda
Dibalik asap rokok yang katanya berbahaya

Tuesday, December 8, 2015

ILMU

ilmu adalah segalanya
tanpamu aku bagai pohon yang gersang dan mudah roboh
tanpamu aku bagai keledai yang mudah disuruh
tanpa tahu tujuannya
ilmu adalah segalanya

engkau tak berwujud namun menjanjikan
engkau tak bersuara namun dapat kudengar
engkau tak bentuk namun dapat kuingat

ilmu adalah segalanya
dari guru engkau dilahirkan
dari guru engkau diturunkan
dari guru engkau disebarluaskan

ilmu adalah segalanya
tak pandang  itu kaya
tak pandang itu miskin
siapapun bisa mencarinya
dimanapun kita mencari
disitu ilmu akan berjumpa
denganmu aku bisa menggenggam dunia

Monday, December 7, 2015

Proses Fotosintesis

Tahukah kamu bagaimana tumbuhan hijau memperoleh nutrisi atau makanan? Tumbuhan hijau memperoleh makanan dengan fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses kimia-fisika dengan menggunakan energi cahaya matahari yang berlangsung di dalam kloroplas. Hasil fotosintesis berupa karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi dan bahan untuk membuat senyawa lain yang dibutuhkan tumbuhan. Sebagian dari karbohidrat ini disimpan sebagai cadangan makanan. Jika tumbuhan dimakan hewan atau manusia, maka terjadi perpindahan energi dari energi matahari menjadi energi kimia dalam tumbuhan kemudian berpindah ke tubuh hewan atau manusia. Jika hewan itu dimakan hewan lain, maka akan disertai pula dengan perpindahan energi. Jadi sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini adalah matahari.

Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan bantuan sinar matahari. Tumbuhan mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai sel-sel yang mengandung klorofil (zat hijau daun). Dalam fotosintesis, energi cahaya matahari diserap oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia yang disimpan dalam bentuk karbohidrat atau senyawa organik lainnya. Di dalam tumbuhan karbohidrat diubah menjadi protein, lemak, vitamin, atau senyawa yang lain. Senyawa-senyawa organik ini selain dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri, juga dimanfaatkan oleh manusia dan hewan herbivora sebagai bahan makanan. Fotosintesis melibatkan banyak reaksi kimia yang kompleks. 

Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi pada proses fotosintesis
dapat dituliskan sebagai berikut.



Dari reaksi di atas, dapat diketahui syarat-syarat agar berlangsung proses fotosintesis
yaitu sebagai berikut.
a.      Karbon dioksida (CO2), diambil oleh tumbuhan dari udara bebas melalui stomata (mulut daun).
b.      Air, diambil dari dalam tanah oleh akar dan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xilem).
c.       Cahaya matahari.
d.      Klorofil (zat hijau daun), sebagai penerima energi dari cahaya matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis.

Glukosa diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan melalui floem. Hasil fotosintesis ini digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila kebutuhan glukosa sudah cukup, maka kelebihan glukosa yang ada akan diubah menjadi karbohidrat dan disimpan sebagai cadangan makanan di dalam akar, batang, buah, atau biji. Dalam akar misalnya kentang, dalam batang misalnya tebu, dalam buah seperti durian, rambutan, dan pepaya, dalam biji misalnya kacang hijau.

Tempat Terjadinya Fotosintesis

Proses fotosintesis terjadi di daun yang berwarna hijau karena mengandung klorofil yang dapat menyerap sinar matahari. Daun memiliki permukaan atas dan bawah yang dilindungi lapisan epidermis yang mempunyai lapisan lilin.
Fungsi lapisan lilin mencegah penguapan air (transpirasi) yang berlebihan. Lapisan epidermis tersusun atas sel-sel epidermis, di antara sel-selnya terdapat stomata. Fungsi stomata adalah untuk pertukaran CO2 dan O2 dalam proses fotosintesis dan respirasi.
Di antara epidermis bawah dan atas terdapat jaringan palisade. Sel-selnya mengandung kloroplas yang berfungsi menyerap cahaya matahari untuk digunakan sebagai tenaga dalam proses fotosintesis. Di dalam kloroplas inilah proses fotosintesis terjadi. Dalam kloroplas terdapat pigmen warna hijau, yaitu klorofil.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis
 
Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor internal maupun factor eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah sebagai berikut.
a.      Konsentrasi karbon dioksida (CO2) di udara, semakin tinggi konsentrasi CO2 di udara, maka laju fotosintesis semakin meningkat.
b.      Klorofil, semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis berlangsung semakin cepat. Pembentukan klorofil memerlukan cahaya matahari. Kecambah yang ditumbuhkan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil dengan sempurna. Kecambah ini dikatakan mengalami etiolasi, yaitu tumbuh sangat cepat (lebih tinggi/panjang dari seharusnya) dan batang dan daunnya tampak bewarna pucat karena tidak mengandung klorofil. Umur daun juga mempengaruhi laju fotosintesis. Semakin tua daun, kemampuan berfotosintesis semakin berkurang karena adanya perombakan klorofil dan berkurangnya fungsi kloroplas.
c.     Cahaya, intensitas cahaya yang cukup diperlukan agar fotosintesis berlangsung dengan efisien.
d.      Air, ketersediaan air mempengaruhi laju fotosintesis karena air merupakan bahan baku dalam proses ini.

e.      Suhu, umumnya semakin tinggi suhunya, laju fotosintesis akan meningkat, demikian juga sebaliknya. Namun bila suhu terlalu tinggi, fotosintesis akan berhenti karena enzimenzim yang berperan dalam fotosintesis rusak. Oleh karena itu tumbuhan menghendaki suhu optimum (tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi) agar fotosintesis berjalan secara efisien.

BIJAKSANALAH

Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah dibumi, itulah tujuan pertama Tuhan menciptakan makhluk sempurna ciptaannya. Tak ada lagi makhluk yang meragukan kesempurnaan atas ciptaanya itu. bahkan malaikatpun diminta untuk bersujud kepada ADAM kala itu. menunjukkan bahwa manusia benar ciptaan yang sempurna. Namun diantara makhluk Tuhan itu, ada yang merasa sombong dan bahkan tidak mau mengakui kesempurnaan manusia yaitu Iblis, dimana mereka bahkan berani menolak perintah Tuhan kala itu untuk bersujud kepada ADAM. Merasa bahwa didinya (iblis) merupakan ciptaan yang terbuat dari api dan lebih kuat dibanding manusia yang diciptakan dari Tanah. Masihkah kita merasa belum sempurna sehingga kita merasa selalu minder dan tidak berani dalam hal kebaikan???apakah kita merasa paling sempurna sehingga kita menjadi sombong seperti IBLIS???
Tatanan kehidupan di Dunia ini sudah berlangsung berabad-abad,dari masa kemasa dari peradaban-peradaban yang berubah-ubah. Dari kehidupan yang sederhana menjadi kehidupan yang mewah. Dari kehidupan yang serba kekurangan menjadi berlimpah. Dari kehidupan yang tanpa teknologi menjadi kehidupan yang penuh dengan inovasi dibidang teknologi, sehingga mempermudah kita untuk menjalani kehidupan ini. bukankah kamajuan teknologi tersebut menjadikan kita lebih mudah dalam berinovasi,bergerak dan berkehidupan yang lebih baik. bukankah dengan kemajuan itu kita menjadi serba kecukupan dan tak perlu lagi menjegal sana sini demi mendapatkan sesuap nasi???cobalah kita menengok kebelakang bagaimana kehidupan nenek kakek kita, yang hidup dimasa kekurangan akan kemajuan teknologi. Namun mereka dapat hidup lebih tenang nyaman dan tentram tanpa ada pergesekan sosial yang komplek demi mendapatkan rupiah untuk menyambung kehidupan. Bagaimanakah zaman sekarang????masihkah kita melihat hal tersebut dikehidupan milenium ini?hidup di zaman masyarakat ekonomi Asean??apakah kita bisa melalui ini semua yang akan berjalan ditahun depan???
mari kita lihat apa yang terjadi ditahun  ini. banyak kejadian-kejadian yang mengiris hati rakyat indonesia. rakyat yang masih sibuk dalam kesulitan demi sesuap, ada pula yang sedang asyik membelanjakan dolarnya mencari hiburan-hiburan malam dengan berpesta pora, sibuk menggeber kuda besinya dijalanan. apakah sudah dikatakan bahwa negara ini sudah sejahtera masyarakatnya???sudahkah merata kesemua lini usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengupayakan kesejahteraan masyarakatnya.
kesejahteraan yang belum merata tersebut diperparah dengan tontonan-tontonan yang disajikan oleh media untuk masyarakat akan kronisnya hubungan antara pemerintahan dengan parlemen. hubungan antara kelompok penguasa dan kelompok oposisi. seakan akan terjadi hubungan yang tidak harmonis dikeduanya. apakah itu benar adanya???apa kita yang melihat ini yang kurang pintar dalam menyikapi isinya???
kenyataannya diakhir tahun ini indonesia yang kita cinta ditutup dengan masalah antara ketua DPR dan menteri presiden yang mempermasalahkan tentang perpanjangan kontrak FREEPORT. kita seakan-akan dipaksa mencerna informasi dari media yang saling membenarkan satu sama lainnya. sampai kita harus muntah karena jejalan-jejalan untuk mencerna informasi yang belum tentu arahnya. sudahlah mari kita biarkan agar masalah ini dapat terselesaikan dan benar-benar yang salah dapat hukuman dan yang benar dapat dikembalikan nama baiknya. marilah kita menjadi masyarakat yang semakin kritis dan aktif namun tetap dalam sopan santun dan tutur kata yang baik. Jangan sampai membuat sebuah opini yang semakin membuat suasana keruh dan memperparah suasana

Thursday, January 15, 2015

PROFIL BUDI GUNAWAN

Komjen Pol. Drs. Budi Gunawan, S.H., MSi., Ph.D. (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 11 Desember 1959; umur 55 tahun) adalah tokoh kepolisian Indonesia. Saat ini beliau menjabat sebagai Kalemdikpol yang aktif sejak Desember 2012[1]. Dia didapuk sebagai orang nomor satu di Lemdikpol menggantikan Komjen Pol Drs. Oegroseno yg sekarang dipromosikan menjadi Wakapolri.

Budi Gunawan merupakan salah satu perwira intelektual terbaik dan brilian yg dimiliki Polri saat ini Oleh sebab itu kariernya mulus karena selalu berkesempatan menduduki sejumlah jabatan penting di Polri. Pada saat berpangkat Komisaris Besar (Kombes) beliau pernah menjabat sebagai Ajudan Presiden RI di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri[2]. Setelah itu beliau kemudian sempat tercatat sebagai jenderal termuda di Polri saat dipromosikan naik pangkat bintang satu atau Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karyawan (Binkar) Mabes Polri, kemudian menjabat Kepala Selapa Polri, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol selama 2 tahun, lalu kemudian dipromosikan menjadi Kapolda Jambi yg merupakan Polda tipe B, tak lama kemudian beliau dipromosikan naik pangkat bintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen) dengan jabatan sebagai Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv BinKum), kemudian beliau sempat mutasi dg jabatan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) lalu dipromosikan menjabat di kewilayahan sebagai Kapolda Bali yang merupakan Polda tipe A.Dan akhirnya tak lama kemudian tanda pangkat bintang tiga pun disematkan di pundaknya ketika beliau akhirnya meraih pangkat Komisaris Jenderal (Komjen) ketika dipromosikan dengan jabatan Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) yang membawahi lembaga-lembaga pendidikan seperti Akademi Kepolisian (Akpol), Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (SESPIM), Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK),

Sunday, November 2, 2014

TRADISI BUKA LUWUR DI KUDUS



Muharram adalah bulan di mana umat Islam mengawali tahun kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan. Muharram menjadi salah satu dari empat bulan suci yang tersebut dalam Al-Quran. "Jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, tersebut dalam Kitab Allah 
pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara kedua belas bulan itu ada empat bulan yang disucikan."
Keempat bulan itu adalah, Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. Semua ahli tafsir Al-Quran sepakat dengan hal ini karena Rasululullah Saw dalam haji kesempatan haji terakhirnya 
mendeklarasikan, "Satu tahun terdiri dari dua belas bulan, empat di antaranya adalah bulan suci. Tiga di antaranya berurutan yaitu Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan ke empat adalah bulan Rajab."
Pada dasarnya setiap bulan adalah sama satu dengan yang lainnya dan tidak ada perbedaan dalam kesuciannya dibandingkan dengan bulan- bulan lain. Ketika Allah Swt memilih bulan khusus untuk menurunkan rahmatnya, maka Allah Swt lah yang memiliki kebesaran itu atas
kehendakNya.
Keutamaan Bulan Muharram
Nabi Muhammad Saw bersabda, "Ibadah puasa yang paling baik setelah puasa Ramadan adalah berpuasa di bulan Muharram."
Meski puasa di bulan Muharram bukan puasa wajib, tapi mereka yang berpuasa pada bulan Muharram akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah Swt. Khususnya pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari 'Asyura.
Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Muhammad Saw hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di Madinah biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Menurut orang-orang Yahudi itu, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan hari ketika Nabi Musa dan
pengikutnya diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun dengan melewati Laut Merah, sementara Firaun dan tentaranya tewas tenggelam.
Mendengar hal ini, Nabi Muhammad Saw mengatakan, "Kami lebih dekat hubungannya dengan Musa daripada kalian" dan langsung menyarankan agar umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura. Bahkan dalam sejumlah tradisi umat Islam, pada awalnya berpuasa pada hari 'Asyura
diwajibkan. Kemudian, puasa bulan Ramadhan-lah yang diwajibkan sementara puasa pada hari 'Asyura disunahkan.
Dikisahkan bahwa Aisyah mengatakan, "Ketika Rasullullah tiba di Madinah, ia berpuasa pada hari 'Asyura dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Tapi ketika puasa bulan Ramadhan menjadi puasa wajib, kewajiban berpuasa itu dibatasi pada bulan Ramadhan saja dan
kewajiban puasa pada hari 'Asyura dihilangkan. Umat Islam boleh berpuasa pada hari itu jika dia mau atau boleh juga tidak berpuasa, jika ia mau." Namun, Rasulullah Saw biasa berpuasa pada hari 'Asyura bahkan setelah melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Abdullah Ibn Mas'ud mengatakan, "Nabi Muhammad lebih memilih berpuasa pada hari 'Asyura dibandingkan hari lainnya dan lebih memilih berpuasa Ramadhan dibandingkan puasa 'Asyura." (HR Bukhari dan Muslim). Pendek kata, disebutkan dalam sejumlah hadist bahwa puasa di hari 'Asyura hukumnya sunnah.
Beberapa hadits menyarankan agar puasa hari 'Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari 'Asyura. Alasannya, seperti diungkapkan oleh Nabi Muhammad Saw, orang Yahudi hanya berpuasa pada hari 'Asyura saja dan Rasulullah ingin membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh sebab itu ia menyarankan umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura ditambah puasa satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya (tanggal 9 dan 10 Muharram atau tanggal 10 dan 11 Muharram).
Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharram. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadist, namun ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu boleh
dilakukan.

Salah satu kabupaten di Jawa tengah, Tepatnya kota kudus memiliki tradisi yang setiap tahunnya pada bulan Muharram selalu dinantinanti oleh masyarakat baik dari kudus maupun dari luar kudus. Terlihat pada bulan ini banyak masyarakat yang mulai berziarah ke makam suna kudus Syech Dja’far Shodiq. Selain itu ada perbedaan pada bulan muharram di kabupaten kudus, dimana diadakan tradisi yang biasa disebut dengan “buka Luwur”

Acara ini merupakan upacara peringatan wafatnya sunan Kudus atau disebut dengan “Khaul” yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram atau 10 Syura. Namun ada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa upacara tradisional Buka Luwur sebenarnya bukanlah Khaul atau peringatan wafatnya sunan Kudus, sebab kapan tanggal wafatnya sunan Kudus tidak atau belum diketahui. Mengapa Buka Luwur diadakan tanggal 10 Syuro atau 10 Muharram, hal itu disebabkan karena pada tanggal tersebut diyakini bahwa ilmu Tuhan (dari langit) diturunkan ke bumi, sehingga tanggal tersebut dianggap keramat. Secara kronologis, sebenarnya proses upacara Buka Luwur tersebut diawali dengan penyucian pusaka yang berupa keris yang diyakini milik sunan Kudus yang dilaksanakan jauh sebelum tanggal 10 Syuro, yaitu pada akhir Besar (nama bulan sebelum bulan Syura). Biasanya air bekas untuk mencuci keris tersebut yang dalam bahasa jawa disebut dengan “kolo”, diperebutkan masyarakat yang memiliki keris untuk mencuci kerisnya, karena mengharap “berkah” dari sunan Kudus. Kemudian pada tanggal 1 Syura dilakukan pencopotan kelambu atau kain putih penutup makam yang sudah satu tahun digunakan. Kelambu atau kain putih itulah yang disebut dengan Luwur. Kelambu atau kain putih bekas penutup makam tersebut menjadi rebutan masyarakat karena untuk mendapatkan “berkah”. Pada malam tanggal 9 Muharram atau Syuro diadakan pembacaan Barjanji (berjanjen) yang merupakan ekspresi kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Tanggal 9 Muharram setelah shalat subuh diadakah khataman (pembacaan Al Quran dari awal sampai akhir). Sementara khataman berlangsung dibuatlah “bubur suro” yaitu makanan yang berupa bubur yang diberi bumbu yang berasal dari berbagai macam rempah-rempah. Hal ini dimaksudkan sebagai “tafa’ul” kepada Nabi Nuh setelah habisnya air dari banjir yang melanda kaumnya, sedangkan makanan tersebut diyakini dapat menjadi obat berbagai macam penyakit. Di samping pembuatan “bubur suro” pada saat khataman Al Quran berlangsung, juga diadakan penyembelihan hewan yang yang biasanya berupa kambing dan kerbau, menurut salah seorang yang pernah menjadi panitia dalam acara tersebut kambing yang disembelih bisa mencapai 80 hingga 100 kambing. Kemudian pada malam harinya, yaitu malam tanggal 10 Muharram diadakan pengajian umum yang isinya mengenai perjuangan dan kepribadian sunan Kudus yang diharapkan menjadi teladan oleh masyarakat. Pada pagi hari tanggal 10 Muharram setelah shalat subuh dimulailah acara penggantian kelambu atau kain putih yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan tahlil yang hanya khusus diikuti oleh para kyai, lalu mulailah pemasangan kelambu.. Bersamaan dengan itu diadakan pembagian makanan yang berupa nasi dan daging yang sudah di masak kepada masyarakat, yang dibungkus dengan daun jati. Masyarakat bersusah payah untuk mendapatkan nasi dan daging tersebut, sebab makanan tersebut dianggap memiliki berkah dan banyak mengandung kahsiat menyembuhkan penyakit. Walaupun hanya mendapatkan sedikit, nasi tersebut biasa disebut dengan “sego mbah sunan” (nasinya sunan Kudus). Setelah acara penggantian kelambu dan pembagian nasi tersebut, berakhir sudah upacara Buka Luwur. Makna Buka Luwur Buka Luwur merupakan sebuah ekspresi dari kepercayaan melalui akal yang mencoba memahami realita kebenaran mengenai manusia dan sejarah serta kalbu yang digunakan untuk memahami pesan firman-firman Tuhan melalui perasaan.   
Hal tersebut menghasilkan sebuah ceremony yang tercipta dan tersusun secara rapi dan runtut dimana menghasilkan sebuah trdaisi budaya yang diwariskan sejak jaman dulu dan tetap terjaga eksistensinya sampai sekarang sebagai bagian dari budaya, agama, kehidupan social yang terbungkus dalam sebuah adat.




Sumber: PonPes Tarbiyatus Shibyan dan Tarbiyatul Banat